UlUSan Universiti a/-Azhar yang bergiat dalam bidang dakwah dengan menggabungkan aspek kefahaman Islam yang benar dengan realiti dunia masakini. Beliau menggabungkan Sisi dakwah dan manhaj Hasan al-Banna dengan Sisi akademik yang diperolehi di Universiti al-Azhar. Manhajnya yang menggabungia/inkan tradisi dan moden ada/ah sebaik-baik manhaj.
MuhammadArsyad al-Banjari sendiri berasal dari daerah asalnya yakni Banjar. beliau merupakan seorang anak dari Abdullah dan Amina, akan tetapi berkat kecerdasannya Beliau diangkat anak oleh Sultan Tahmidullah. Muhammad Arsyad al-Banjari menghabiskan masa kecilnya di sekitar istana kerajaan hingga menikah dengan anak raja.
TuanGuru Muhammad Soleh Chambali adalah sosok pemikir yang lebih dikenal dengan mengutamakan ubudiah dan tasawuf Al Ghazali yang tidak pernah memikirkan popularitas semata, sehingga tidak mengherankan apabila kitab-kitabnya bercorak tauhid, fiqih, dan tasawuf. berhasil dirumuskan pola kurikulum pendidikan Islam, yaitu kelompok 1
MengagungkanNasiruddin al-Albani di dalam bidang ini [walaupun beliau tidak. mempunyai sanad Untuk menyatakan siapakah guru-guru beliau dalam bidang hadits. Sering mengkritik Imam al-Ghazali dan kitab "Ihya' Ulumuddin" *PENGKHIANATAN MEREKA KEPADA UMAT ISLAM* 1. Bersekutu dengan Inggris dalam menjatuhkan kerajaan Islam Turki Utsmaniyyah.
Setiapguru sebuah tarekat dengan hati-hati menjaga silsilah yang menunjukkan siapakah gurunya dan siapa guru-guru sebelum dia, sampai kepada Nabi. (di Mekkah) dan Sa'id Hilal al-Makki. Di bidang Tasawuf dan Tauhid, gurunya yang paling mengesankan adalah Mustafa ibn Kamal ad-Din al-Bakri, pengarang produktif dan Syekh Tarekat Khalwatiyah
diatas segalanya. Dengan tauhid, seorang muslim akan menjadikan Allah sebagai tujuan akhir dan ultimate serta dasar aksiologi dari semua mata rantai 5 B. Implikasi Pendidikan Tauhid Dalam Pendidikan Agama Islam Menurut Imam Al-Ghazali Tauhid merupakan inti dari semua ajaran Islam. Pendidikan yang
. Ibnu Sina banyak memiliki karya tulis. Ada pendapat yang menyatakan bahwa karya tulisnya mencapai dua ratus buku. Sebagian pakar lainnya menyatakan bahwa karya tulisnya sekita seratusan Di antara karya-karya Ibnu Sina Kitab Al ÂSyifa Obat berupa ensklopedi filsafat; kitab AlÂQanun Fi alÂThib Praktek Kedokteran di bidang kedokteran; Kitab alÂNajah Keberhasilan ringkasan dari alÂSyifa dalam hal ketuhanan, logika dan ilmu alam serta karya-karya tulis lainnya. Akhir Ibnu Sina Kehidupan Ibnu Sina penuh dengan aktifitas dan kerja keras sehingga suatu hari ia terkena penyakit maag akut yang sudah tidak dapat diobati lagi. Di hari-hari menjelang wafatnya ia selalu memakai pakaian putih, mensedekahkan hartanya kepada fakir miskin, memerdekakan budak serta giat beribadah kepada Allah Swt. Ia wafat pada tahun 428H/1037M di usia 58 tahun. VI. Proses Pembelajaran a. Persiapan 1 Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama. 2 Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. 3 Guru memotivasi peserta didik dengan kegiatan yang ringan, seperti cerita motivasi. 4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 5 Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang materi sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi keteladanan al-Ghazali dan Ibnu Sina 6 Beberapa alternatif media/alat peraga/alat bantu bisa berupa tulisan manual di papan tulis, kertas karton tulisan yang besar dan mudah dilihat/dibaca atau bisa juga menggunakan multimedia berbasis ICT atau media lainnya. 7 Metode yang digunakan adalah gallery work atau pameran berjalan. Metode ini bertujuan membangun kerjasama kelompok cooperative learning, siswa akan saling memberikan koreksi dan apresiasu dalam belajar. Metode ini dapat dikolaborasikan dengan metode diskusi. b. Pelaksanaan 1 Guru meminta siswa untuk mengamati gambar yang ada di kolom âMari mengamatiâ. 2 Siswa mengemukakan pendapatnya tentang hasil pengamatannya tentang gambar tersebut. 3 Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap hasil pencermatan pengamatan siswa. 4 Guru meminta kembali siswa untuk mengamati gambar yang ada yang ada di kolom âMari Mengamatiâ. 5 Siswa mengemukakan pendapatnya tentang gambar tersebut. 6 Guru memberikan penjelaskan tambahan kembali dan penguatan yang dikemukakan siswa tentang isi gambar tersebut. 7 Siswa menyimak penjelasan guru atau mencermati gambar atau tayangan visual/film tentang keteladanan sifat alÂGhazali dan Ibnu Sina, secara klasikal atau individual. 8 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan keadaan kelas. 9 Guru memberikan kertas plano atau flip cart kepada masing-masing kelompok. 10 Guru menentukan tema atau topik pembahasan bagi masing-masing kelompok. 11 Siswa mendiskusikan tema atau topik yang sudah ditentukan 12 Siswa menempel hasil kerja kelompoknya di media tempel dinding 13 Masing-masing kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain 14 Salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan oleh kelompok lain. 15 Guru dan siswa melakukan koreksi bersama-sama 16 Guru mengklarifikasi dan menyimpulkan materi pembelajaran. 17 Guru membimbing peserta didik untuk membaca kisah âkegigihan Ibnu Sina belajar filsafatâ. 18 Siswa mengemukakan pendapatnya tentang hikmah dari kisah âkegigihan Ibnu Sina belajar filsafatâ. 19 Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap kisah tersebut. 20 Guru dan siswa menyimpulkan intisari dari pelajaran tersebut sesuai yang terdapat dalam buku teks siswa pada kolom rangkuman. 21 Pada kolom âAyo Berlatihâ, guru a. meminta peserta didik untuk mengerjakan bagian pilihan ganda dan uraian. b. membimbing peserta didik untuk mengamati dirinya sendiri tentang perilaku-perilaku yang mencerminkan orang yang meneladani sifat al-Ghazali dan Ibnu Sina di lingkungannya Kolom tugas. VI I. Penilaian Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam a. Pengamatan diskusi. No. Nama siswa Aspek yang dinilai Skor Maks. Nilai Ketuntasan Tindak Lanjut 1 2 3 T TT R P 1 Aspek dan rubrik penilaian 1. Kejelasan dan kedalaman informasi. a. Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman informasi lengkap dan sempurna mengenai biografi al-Ghazali dan Ibnu Sina, skor 30. b. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi lengkap dan kurang sempurna mengenai biografi al-Ghazali dan Ibnu Sina, skor 20. c. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi kurang lengkap mengenai biografi al-Ghazali dan Ibnu Sina, skor 10. 2. Keaktifan dalam diskusi. a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi mengenai biografi al-Ghazali dan Ibnu Sina, skor 30. b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi mengenai biografi al- Ghazali dan Ibnu Sina, skor 20. c. Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi mengenai biografi al-Ghazali dan Ibnu Sina, skor 10. 3. Kejelasan dan kerapian presentasi. a. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan rapi mengenai biografi al-Ghazali dan Ibnu Sina, skor 40. b. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan rapi mengenai biografi al-Ghazali dan Ibnu Sina, skor30. c. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan kurang rapi mengenai biografi al-Ghazali dan Ibnu Sina, skor 20. d. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas dan b. Kolom âAyo Berlatihâ 1 Kolom pilihan ganda dan uraian. a Pilihan ganda jumlah jawaban benar x 1 maksimal 10 x1 = 10. b Uraian Guru meminta siswa memberi tanda silang X pada huruf a, b, c, d atau e, pada jawaban yang paling benar ! 1. Imam al-Ghazali dilahirkan di kota a. Yerusalem b. Thus c. Taheran d. Cairo e. Palestina 2. Siapakah guru pertama al-Ghazali di bidang tauhid⌠a. Al Juwaini b. Washil bin al Atha c. Abu Hasan al Asyâari d. Ali al Jubaâi e. Qadhi Abdul Jabbar 3. Ayah al-Ghazali adalah seorang tokoh⌠a. hadis b. fikih c. ushul Fikih d. tasawuf e. bahasa Arab 4. Apa yang dilakukan oleh al-Ghazali saat pindah dari Baghdad menuju Damaskus⌠a. menuntut ilmu b. mencari nafkah c. menjadi menteri d. melakukan Iâtikaf 5. Karya al-Ghazali yang paling monumental⌠a. Ihya Ulumuddin b. Miâyar al âilmi c. Tahafut al Falasifah d. Arbaâin fi Ushuluddin e. Qowaid alÂâAqaâid 6. Ibnu Sina dilahirkan di kawasan⌠a. Persia b. Bukhara c. Cairo d. Fes e. Khourtom 7. Di usia berapakah Ibnu Sina telah menghapal al Qurâan⌠a. 7 tahun b. 9 tahun c. 10 tahun d. 16 tahun e. 17 tahun 8. Di usia 16 tahun Ibnu Sina sudah menjadi⌠a. guru b. ulama c. filosof d. psikiater e. dokter 9. Seorang penguasa Bukhara yang disembuhkan oleh Ibnu Sina bernama... a. Jengis Khan b. Nuh ibn Manshur c. Yazid bin Muawiyah d. Muhammad II e. Musa bin Nushair 10. Karya Ibnu Sina yang berupa ensklopedi di bidang kedokteran. a. Kitab alÂNajah b. AlÂQanun Fi alÂThib c. AlÂSyifa d. AlÂDawaâ e. AlÂDaâ b Uraian Siswa menjawab pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat! 1. Jelaskan secara singkat sosok ayah al-Ghazali! 2. Jelaskan petualangan al-Ghazali dalam menuntut ilmu ! 3. Apa yang dilakukan oleh al-Ghazali di Nidzamiyah? 4. Apakah judul karya al-Ghazali yang menolak filsafat? 5. Di mana dan kapan al-Ghazali wafat ! 6. Sebutkan nama lengkap Ibnu Sina ? 7. Gelar apakah yang diberikan kepada Ibnu Sina? 8. Penyakit apa yang diderita Ibnu Sina sebelum wafat ! 9. Apakah Julukan untuk Ibnu Sina di barat ? 10. Di usia berapa dan kapan Ibnu Sina wafat ? Rubrik Penilaian No. Soal Rubrik penilaian Skor 1 a. Jika siswa dapat menjelaskan perjalanan hidup al-Ghazali dengan lengkap dan sempurna, skor 6. b. Jika siswa dapat menjelaskan perjalanan hidup al-Ghazali dengan lengkap dan kurang sempurna, skor 4. c. Jika siswa dapat menjelaskan perjalanan hidup al-Ghazali dengan tidak lengkap, skor 2. 6 2 a. Jika siswa dapat menjelaskan perjalanan hidup ayah al- Ghazali dengan lengkap dan sempurna, skor 10 b. Jika siswa dapat menjelaskan perjalanan hidup ayah al- Ghazali dengan lengkap dan kurang sempurna, skor 5 c. Jika siswa dapat menjelaskan perjalanan hidup al- Ghazali dengan tidak lengkap, skor 2. 3 a. Jika siswa dapat menjelaskan guru-guru al-Ghazali dengan lengkap dan sempurna, skor 6. b. Jika siswa dapat menjelaskan guru-guru al-Ghazali dengan lengkap dan kurang sempurna, skor 3 c. Jika siswa dapat menjelaskan perjalanan hidup al- Ghazali dengan tidak lengkap, skor 2. 6 4 a. Jika siswa dapat menjelaskan ilmu pengetahuan yang dikuasai al-Ghazali dengan lengkap dan sempurna, skor 6. b. Jika siswa dapat menjelaskan ilmu pengetahuan yang dikuasai al-Ghazali dengan lengkap dan kurang sempurna, skor 3 6 5 a. Jika siswa dapat menyebutkan karya-karya al-Ghazali dengan lengkap dan sempurna, skor 6. b. Jika siswa dapat menyebutkan karya-karya al-Ghazali dengan lengkap dan kurang sempurna, skor 3 c. Jika siswa dapat menyebutkan karya-karya al-Ghazali dengan tidak lengkap, skor 2. 6 6 a. Jika siswa dapat menyebutkan nama lengkap Ibnu Sina dengan lengkap dan sempurna, skor 10 b. Jika siswa dapat menyebutkan nama lengkap Ibnu Sina dengan tidak lengkap , skor 5 10 7 a. Jika siswa dapat menjelaskan biografi Ibnu Sina dengan lengkap dan sempurna, skor 10 b. Jika siswa dapat menjelaskan biografi Ibnu Sina dengan tidak lengkap , skor 5 10 8 a. Jika siswa dapat menceritakan keberadaan Ibnu Sina di pasar loak dengan lengkap dan sempurna, skor 10 b. Jika siswa dapat menceritakan keberadaan Ibnu Sina di pasar loak dengan tidak lengkap , skor 5 10 9 a. Jika siswa dapat menceritakan akhir kehidupan Ibnu Sina dengan lengkap dan sempurna, skor 10 b. Jika siswa dapat menceritakan akhir kehidupan Ibnu Sina dengan tidak lengkap , skor 5 10 Nilai Jumlah skor yang diperolehpilihan ganda dan Isian x 100 90 3 Tugas. Skor penilaian sebagai berikut. a. Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugas tepat pada waktu dan perilaku diamati serta alasannya benar, nilai 100. b. Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang ditentukan dan perilaku yang diamati serta alasannya benar, nilai 90. c. Jika peserta didik dapat mengumpulkan tugasnya setelah waktu yang ditentukan dan perilaku yang diamati serta alasannya sedikit ada kekurangan, nilai 80. Catatan Selain diberikan tugas sesuai dengan yang ada di buku siswa, peserta didik juga diberikan tugas tidak terstruktur berupa portofolio. Mengetahui, ...,...20... Guru Agama Islam Orang Tua/Wali Siswa ... ... ⢠Setiap karya siswa sesuai kompetensi dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu berkas tempat untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 0-10 atau 0-100. Semakin baik hasil yang terlihat dari tulisan peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan. Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan tulisan yang dinilai. Nilai akhir yang diperoleh oleh peserta didik adalah sebagai berikut. a. Rata-rata dari jumlah nilai pada kolom 1 kolom centang dan menyebutkan contoh ketentuan ÂĄalat berjamaâah dan kolom diskusi x 30 %. b. Jumlah nilai rata- rata pada kolom âAyo berlatihâ Pilihan ganda /uraian dan tugas x 30 %. c. Jumlah nilai pada kolom praktik ÂĄalat berjamaah x 40%. Nilai akhir = nilai a + nilai b + nilai c Kunci jawaban Penerapan Kebijakan guru. II. Pilihan ganda 1. B 2. A 3. D 4. D 5. A 6. B 7. C 8. E 9. B 10. C III. Uraian 1. Ayahnya seorang sufi yang sangat waraâ yang hanya makan dari penghasilan yangdihasilkan oleh jerih payahnya 2. Pendidikan awal Al-Ghazali di Thus lalu ia melanjutkan belajar ke Jurjan di bidang hukum kepada Abu Nasr al Ismaili1015-1085 M. Pada usia 20 tahun ia pergi ke Nisabur untuk mendalami ilmu fikih dan tauhid kepada al Juwaini1028-1085 yang kemudian menjadi asistennya. Selain belajar fikih dan tauhid. Ia juga melakukan praktek tasawuf dibimbing oleh Abu Ali al-Farmadzi w. 1084 yang menjdi murid Imam Qusyairi 986-1072 M. Pada tahun 1091 M ia diundang oelh Nidzam al-Mulk 1063-1092 M untuk menjadi guru besar di Nidzamiah, Baghdad Dari sinilah kemudian ia mulai dikenal dan memiliki posisi yang tinggi. 3. Menjadi guru besar 4. Tahafut al Falasifah 5. Ia wafat pada tahun 505 H/1111 M di Thus dalam usia lima puluh lima tahun. 6. Nama lengkapnya Abu Ali al Husayn ibn Abdullah ibn Hasan ibn Ali ibn Sina 7. Bergelar âAlÂSyaikh AlÂRaâisâ. 8. Ia terkena penyakit maag akut yang sudah tidak dapat diobati lagi. 9. Avicena IV. Tugas Kebijakan guru. Saran Guru harus kreatif mengembangkan soal berikut rubrik dan penskorannya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan mengikuti langkah-langkah yang ada. Peserta didik yang sudah menguasai materi mengerjakan soal pengayaan yang telah disiapkan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan menelaani keutamaan sifat al-Ghazali dan Ibnu Sina. Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan. IX. Remedial Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh guru materi tentang âMeneladani keutamaan sifat al-Ghazali dan Ibnu sinaâ. Guru akan melakukan penilaian kembali lihat point 7 dengan soal yang sejenis. Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan contoh pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran 30 menit setelah jam pelajaran selesai. X. Interaksi Guru Dengan Orang Tua Guru meminta peserta didik memperlihatkan kolom âAyo Berlatihâ dalam buku teks kepada orang tuanya dengan memberikan komentar dan paraf. Cara lainnya dapat juga dengan mengunakan buku penghubung kepada orang tua yang berisi tentang perubahan perilaku siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran atau berkomunikasi langsung baik langsung, maupun memalui telepon, tentang perkembangan perilaku anaknya. BAB VI AKHLAK TERPUJI I. Kompetensi Inti KI Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsive dan pro aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam, serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Mencoba, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan factual, konseptual, prosedural dan metagoknitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. II. Kompetensi Dasar KD Menghayati pentingnya nilai-nilai positif pada kompetisi dalam kebaikan fastabiqul Khairat, optimis, dinamis, inovatif dan kreatif. Membiasakan berperilaku dengan semangat berkompetisi dalam kebaikan fastabiqul khairat, optimis, dinamis, inovatif dan kreatif. Menjelaskan pengertian dan pentingnya perilaku semangat berkompetisi dalam kebaikan fastabiqul khairat. Optimis, dinamis, inovatif, dan kreatif. Menunjukkan contoh perilaku berkompetisi dalam kebaikan fastabiqul khairat, optimis, dinamis, inovatif, dan kreatif. III. Tujuan Pembelajaran Setelah melaksanakan proses mengamati, menanyakan, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan, diharapkan 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian berkompetisi dalam kebaikan fastabiqul khairat, optimis, dinamis, inovatif dan kreatif 2. Siswa dapat menjelaskan pentingnya berperilaku kompetisi dalam kebaikan fastabiqul khairat, optimis, dinamis, inovatif dan kreatif 3. Siswa dapat menunjukkan contoh-contoh perilaku bekompetisi dalam kebaikan fastabiqul khairat, optimis, dinamis, inovatif dan kreatif. IV. Indikator Pencapaian 1. Menjelaskan pengertian berkompetisi dalam kebaikan fastabiqul khairat, optimis, dinamis, inovatif dan kreatif 2. Menjelaskan pentingnya berperilaku kompetisi dalam kebaikan fastabiqul khairat, optimis, dinamis, inovatif dan kreatif 3. Menunjukkan contoh-contoh perilaku bekompetisi dalam kebaikan fastabiqul khairat, optimis, dinamis, inovatif dan kreatif. V. Materi Pokok
Tempat Kelahiran Imam Al- Ghazali Imam Al-Ghazali nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Al-Ghazali, yang terkenal dengan Hujjatul Islam argumentator islam karena jasanya yang besar di dalam menjaga islam dari pengaruh ajaran bidâah dan aliran rasionalisme yunani. Beliau lahir pada tahun 450 H, bertepatan dengan 1059 M di Ghazalah suatu kota kecil yang terlelak di Thus wilayah Khurasah yang waktu itu merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan di dunia islam. Beliau dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana, ayahnya adalah seorang pengrajin wol sekaligus sebagai pedagang hasil tenunannya, dan taat beragama, mempunyai semangat keagamaan yang tinggi, seperti terlihat pada simpatiknya kepada ulama dan mengharapkan anaknya menjadi ulama yang selalu memberi nasehat kepada umat. Itulah sebabnya, ayahnya sebelum wafat menitipkan anaknya imam al-Ghazali dan saudarnya Ahmad, ketika itu masih kecil dititipkan pada teman ayahnya, seorang ahli tasawuf untuk mendapatkan bimbingan dan didikan. Meskipun dibesarkan dalam keadaan keluarga yang sederhana tidak menjadikan beliau merasa rendah atau malas, justru beliau semangat dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, dikemudian beliau menjelma menjadi seorang ulama besar dan seorang sufi. Dan diperkirakan imam Ghazali hidup dalam kesederhanaan sebagai seorang sufi sampai usia 15 tahun 450-456. Pendidikan dan Perjalanan Mencari Ilmu Perjalanan imam Ghazali dalam memulai pendidikannya di wilayah kelahirannya. Kepada ayahnya beliau belajar Al-qurâan dan dasar-dasar ilmu keagamaan ynag lain, di lanjutkan di Thus dengan mempelajari dasar-dasar pengetahuan. Setelah beliau belajar pada teman ayahnya seorang ahli tasawuf, ketika beliau tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan keduanya, beliau mengajarkan mereka masuk ke sekolah untuk memperoleh selain ilmu pengetahuan. Beliau mempelajari pokok islam al-qurâan dan sunnah nabi.Diantara kitab-kitab hadist yang beliau pelajari, antara lain a. Shahih Bukhori, beliau belajar dari Abu Sahl Muhammad bin Abdullah Al Hafshi b. Sunan Abi Daud, beliau belajar dari Al Hakim Abu Al Fath Al Hakimi c. Maulid An Nabi, beliau belajar pada dari Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al Khawani d. Shahih Al Bukhari dan Shahih Al Muslim, beliau belajar dari Abu Al Fatyan Umar Al Ruâasai. Begitu pula diantarnya bidang-bidang ilmu yang di kuasai imam al-Ghazli ushul al din ushul fiqh, mantiq, flsafat, dan tasawuf. Santunan kehidupan sebagaimana lazimnya waktu beliau untuk belajar fiqh pada imam Kharamain, beliau dalam belajar bersungguh-sungguh sampai mahir dalam madzhab, khilaf perbedaan pendapat, perdebatan, mantik, membaca hikmah, dan falsafah, imam Kharamain menyikapinya sebagai lautan yang luas. Setelah imam kharamain wafat kemudian beliau pergi ke Baghdad dan mengajar di Nizhamiyah. Beliau mengarang tentang madzhab kitab al-basith, al- wasith, al-wajiz, dan al- khulashoh. Dalam ushul fiqih beliau mengarang kitab al-mustasfa, kitab al- mankhul, bidayatul hidayah, al-maâlud filkhilafiyah, syifaal alil fi bayani masa ilit dan kitab-kitab lain dalam berbagai fan. Antara tahun 465-470 H. imam Al-Ghazali belajar fiqih dan ilmu-ilmu dasar yang lain dari Ahmad Al- Radzaski di Thus, dan dari Abu Nasral Ismailli di Jurjan. Setelah imam al-Ghazali kembali ke Thus, dan selama 3 tahun di tempat kelahirannya, beliau mengaji ulang pelajaran di Jurjan sambil belajar tasawuf kekpada Yusuf Al Nassaj w-487 H. pada tahun itu imam Al-Ghazali berkenalan dengan al-Juwaini dan memperoleh ilmu kalam dan mantiq. Menurut Abdul Ghofur itu Ismail Al- Farisi, imam al-Ghozali menjadi pembahas paling pintar di zamanya. Imam Haramain merasa bangga dengan pretasi muridnya. Walaupun kemashuran telah diraih imam al Ghazali beliau tetap setia terhadap gurunya sampai dengan wafatnya pada tahun 478 H. sebelum al Juwani wafat, beliau memperkenalkan imam al Ghazali kepada Nidzham Al Mulk, perdana mentri sultan Saljuk Malik Syah, Nidzham adalah pendiri madrasah al nidzhamiyah. Di Naisabur ini imam al Ghazali sempat belajar tasawuf kepada Abu Ali Al Faldl Ibn Muhammad Ibn Ali Al Farmadi H/1084 M. Setelah gurunya wafat, al Ghazali meninggalkan Naisabur menuju negri Askar untuk berjumpa dengan Nidzham al Mulk. Di daerah ini beliau mendapat kehormatan untuk berdebat dengan ulama. Dari perdebatan yang dimenengkan ini, namanya semakin populer dan disegani karena keluadan ilmunya. Pada tahun 484 H/1091 Grand, imam al Ghazali diangkat menjadi guru besar di madrasah Nidzhamiyah, ini dijelaskan salam bukunya al mungkiz min dahalal. Selama megajar di madrasah dengan tekunnya imam al Ghozali mendalami filsafat secara otodidak, terutama pemikiran al Farabi, Ibn Sina Ibn miskawih dan Ikhwan Al Shafa. Penguasaanya terhadap filsafat terbukti dalam karyanya seperti al maqasid falsafah tuhaful al falasiyah. Pada tahun 488 H/1095 Thousand, imam al Ghazali dilanda keraguan skeptis terhadap ilmu-ilmu yang dipelajarinya hukum teologi dan filsafat. Keraguan pekerjaanya dan karya-karya yang dihasilkannya, sehingga beliau menderita penyakit selama dua bulan dan sulit diobati. Karena itu, imam al Ghazali tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai guru besar di madrasah nidzhamiyah, yang akhirnya beliau meninggalkan Baghdad menuju kota Damaskus, selam kira-kira dua tahun imam al Ghazali di kota Damaskus beliau melakukan uzlah, riyadah, dan mujahadah. Kemudian beliau pihdah ke Bait al Maqdis Palestina untuk melakukan ibadah serupa. Sektelah itu tergerak hatinya untuk menunaikan ibadah haji dan menziarohi maqom Rosulullah Saw. Sepulang dari tanah suci, imam al Ghazali mengunjungi kota kelahirannya di Thus, disinilah beliau tetap berkhalwat dalam keadaan skeptis sampai berlangsung selama ten tahun. Pada periode itulah beliau menulis karyanya yang terkenal â ihyaâ ulumuddin al-dinâ the revival of the religious menghidupkan kembali ilmu agama. Karena disebabkan desakan pada madrasah nidzhamiyah di Naisabur tetapi berselang selam dua tahun. Kemudian beliau madrasah bagi para fuqoha dan jawiyah atau khanaqoh untuk para mustafifah. Di kota inilah Thus beliau wafat pada tahun 505 H / ane desember 1111 One thousand. Abul Fajar al-Jauzi dalam kitabnya al asabat inda amanat mengatakn, Ahmad saudaranya imam al Ghazali berkata pada waktu shubuh, Abu Hamid berwudhu dan melakukan sholat, kemudian beliau berkata Ambillah kain kafan untukku kemudian ia mengambil dan menciumnya lalu meletakkan diatas kedua matanya, beliau berkata â Aku mendengar dan taat untuk menemui Al Malik kemudian menjulurkan kakinya dan menghadap kiblat. Imam al Ghazali yag bergelar hujjatul islam itu meninggal dunia menjelang matahari terbit di kota kelahirannya Thus pada hari senin 14 Jumadil Akir 505 H 1111 M. Imam al Ghazali dimakamkan di Zhahir al Tabiran, ibu kota Thus. Guru dan Panutan Imam Al Ghazali Imam al Ghazali dalam perjalanan menuntut ilmunya mempunyai banyak guru, diantaranya guru-guru imam Al Ghazali sebagai berikut 1. Abu Sahl Muhammad Ibn Abdullah Al Hafsi, beliau mengajar imam Al Ghozali dengan kitab shohih bukhori. 2. Abul Fath Al Hakimi At Thusi, beliau mengajar imam Al Ghozali dengan kitab sunan abi daud. 3. Abdullah Muhammad Bin Ahmad Al Khawari, beliau mengajar imam Ghazali dengan kitab maulid an nabi. 4. Abu Al Fatyan Umar Al Ruâasi, beliau mengajar imam Al Ghazali dengan kitab shohih Bukhori dan shohih Muslim. Dengan demikian guru-guru imam Al Ghazali tidak hanya mengajar dalam bidang tasawuf saja, akan tetapi beliau juga mempunyai guru-guru dalam bidang lainnya, bahkan kebanyakan guru-guru beliau dalam bidang hadist. Murid-Murid Imam Al Ghazali Imam Al Ghazali mempunyai banyak murid, karena beliau mengajar di madrasah nidzhamiyah di Naisabur, diantara murid-murid beliau adalah 1. Abu Thahir Ibrahim Ibn Muthahir Al- Syebbak Al Jurjani H. ii. Abu Fath Ahmad Bin Ali Bin Muhammad Bin Burhan 474-518 H, semula beliau bermadzhab Hambali, kemudian setelah beliau belajar kepada imam Ghazali, beliau bermadzhab Syafiâi. Diantara karya-karya beliau al ausath, al wajiz, dan al wushul. 3. Abu Thalib, Abdul Karim Bin Ali Bin Abi Tholib Al Razi H, beliau mampu menghafal kitab ihyaâ ulumuddin karya imam Ghazali. Disamping itu beliau juga mempelajari fiqh kepada imam Al Ghazali. 4. Abu Hasan Al Jamal Al Islam, Ali Bin Musalem Bin Muhammad Assalami H. Karyanya ahkam al khanatsi. v. Abu Mansur Said Bin Muhammad Umar 462-539 H, beliau belajar fiqh pada imam Al Ghazali sehingga menjadi ulama besar di Baghdad. 6. Abu Al Hasan Saâadvertizement Al Khaer Bin Muhammad Bin Sahl Al Anshari Al Maghribi Al Andalusi H. beliau belajar fiqh pada imam Ghozali di Baghdad. 7. Abu Said Muhammad Bin Yahya Bin Mansur Al Naisabur 476-584 H, beliau belajar fiqh pada imam Al Ghazali, diantara karya-karya beliau adalah al mukhit fi sarh al wasith fi masail, al khilaf. 8. Abu Abdullah Al Husain Bin Hasr Bin Muhammad 466-552 H, beliau belajar fiqh pada imam Al Ghazali. Diantar karya-karya beliau adalah minhaj al tauhid dan tahrim al ghibah.[15] Dengan demikian imam al ghozali memiliki banyak murid. Diantara muridâmurid beliau kebanyakan belajar fiqh. Bahkan diantara murid- murid beliau menjadi ulama besar dan pandai mengarang kitab. Karya-Karya Imam Al Ghazali Imam Al Ghozali termasuk penulis yang tidak terbandingkan lagi, kalau karya imam Al Ghazali diperkirakan mencapai 300 kitab, diantaranya adalah one. Maqhasid al falasifah tujuan para filusuf, sebagai karangan yang pertama dan berisi masalah-masalah filsafah. 2. Tahaful al falasifah kekacauan pikiran para filusifi buku ini dikarang sewaktu berada di Baghdad di kala jiwanya di landa keragu-raguan. Dalam buku ini Al Ghazali mengancam filsafat dan para filusuf dengan keras. 3. Miyar al ilmi/miyar almi kriteria ilmu-ilmu. iv. Ihyaâ ulumuddin menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama. Kitab ini merupakan karyanya yang terbesar selama beberapa tahun ,dalam keadaan berpindah-pindah antara Damakus, Yerusalem, Hijaz, Dan Thus yang berisi panduan fiqih, tasawuf dan filsafat. 5. Al munqiz min al dhalal penyelamat dari kesesatan kitab ini merupakan sejarah perkembangan alam pikiran Al Ghazali sendiri dan merefleksikan sikapnya terhadap beberapa macam ilmu serta jalan mencapai tuhan. 6. Al-maâarif al-aqliyah pengetahuan yang nasional vii. Miskyat al anwar lampu yang bersinar, kitab ini berisi pembahasan tentang akhlak dan tasawuf. 8. Minhaj al abidin jalan mengabdikan diri terhadap tuhan. 9. Al iqtishad fi al iâtiqod moderisasi dalam aqidah. 10. Ayyuha al walad. 11. Al musytasyfa 12. Ilham al âawwam an ilmal kalam. 13. Mizan al amal. 14. Akhlak al abros wa annajah min al asyhar akhlak orang-orang baik dan kesalamatan dari kejahatan. 15. Assrar ilmu addin rahasia ilmu agama. sixteen. Al washit yang pertengahan . 17. Al wajiz yang ringkas. eighteen. Az-zariyah ilaaâ makarim asy syahiâah jalan menuju syariat yang mulia 19. Al hibr al masbuq fi nashihoh al mutuk barang logam mulia uraian tentang nasehat kepada para raja. xx. Al mankhul mintaâliqoh al ushul pilihan yang tersaing dari noda-noda ushul fiqih. 21. Syifa al qolil fibayan alsyaban wa al mukhil wa masalik at taâwil obat orang dengki penjelasan tentang hal-hal samar serta cara-cara penglihatan. 22. Tarbiyatul aulad fi islam pendidikan anak di dalam islam 23. Tahzib al ushul elaborasi terhadap ilmu ushul fiqiha. 24. Al ikhtishos fi al itishod kesederhanaan dalam beriâtiqod. 25. Yaaqut at taâwil permata taâwil dalam menafsirkan al qurâan. Kesetiaan Imam Al Gazhali Kepada Gurunya. Walupun kemashuran telah diraih imam al-ghazali beliau tetap setia terhadap gurunya dan tidak meninggalkannya sampai dengan wafatnya pada tahun 478 H. sebelum al-Juwami wafat, beliau memperkenalkan imam al-Ghazali kepada Nidham Al Mulk, perdana mentri sulatan Saljuk Malik Syah, Nidham adalah pendiri madrasah al- nidzamiyah. Di Nashabur ini imam al Ghazali sempat belajar tasawuf kepada Abu Ali Al Fadl Ibn Muhammad Ibn Ali Al Farmadi west. 477 H/1084 Thou. Setelah gurunya wafat, Al Ghazali meninggalkan Naisabur menuju negri Askar untuk berjumpa dengan Nidzham Al Mulk. Di daerah ini beliau mendapat kehormatan untuk berdebat dengan para ulama. Dari perdebatan yang dimenangkan ini, namanya semakin populer dan desegani karena keluasan ilmunya. Pada tahun 484 H/1091 Thou, imam al-Ghazali diangkat menjadi guru besar di madrasah Nidhzamiyah, ini dijelaskan dalam bukunya al mungkiz min al dahalal. Selama mengajar di madrasah dengan tekunnya imam al Ghazali mendalami filsafat secara otodidak, terutama pemikiran al Farabi, Ibn Sina Ibn Miskawih dan Ikhwan Al terhadap filsafat terbukti dalam karyanya seperti Falsafah Tuhfatul Al Falasifah. Pada tahun 488 H / 1095 M, imam al Ghazali dilanda keraguanekeptis trhadap ilmu-ilmu yang dipelajarihukum teologi dan filsafat. Keraguan pekerjaannya dan karya-karya yang dihasilkannya, sehungga beliau menderita penyakit selama dua bulan. Sumber
Suatu malam disaat orang sedang terlelap, Syekh Abdul Wahab Rokan yang saat itu masih muda dan sedang berguru kepada Syekh Sulaiman Zuhdi di Jabbal Qubis Makkah sedang membersihkan kamar mandi Gurunya menggunakan kedua tangannya tanpa merasa jijik dan melakukan dengan penuh ikhlas. Di saat Beliau melakukan tersebut, tiba-tiba Guru Syekh Sulaiman Zuhdi lewat dan berkata, âKelak tanganmu akan di cium raja-raja duniaâ. Ucapan Gurunya itu dikemudian hari terbukti dengan banyak raja yang menjadi murid Beliau dan mencium tangan Beliau salah satunya adalah Sultan Musa al-Muazzamsyah, Raja di Kerajaan Langkat, Sumatera Utara. Kisah berguru dalam ilmu hakikat mempunyai keunikan tersendiri, seperti kisah Sunan Kalijaga yang menjaga tongkat Gurunya dalam waktu lama, dengan itu Beliau lulus menjadi seorang murid. Berikut kisah Ulama Besar Imam Al-Ghazali memperoleh pencerahan bathin bertemu dengan pembimbing rohaninya, kisah ini saya di kutip dari Buku Tuntunan Mencapai Hidayah Ilahi hal. 177, 178. Karya Imam Al Ghazali dari web Imam Ghazali seorang Ulama besar dalam sejarah Islam, hujjatul islam yang banyak hafal hadist Nabi SAW. Beliau dikenal pula sebagai ahli dalam filsafat dan tasawuf yang banyak mengarang kitab-kitab. Suatu ketika Imam Al Ghazali menjadi imam disebuah masjid . Tetapi saudaranya yang bernama Ahmad tidak mau berjamaah bersama Imam Al Ghazali lalu berkata kepadanya ibunya âWahai ibu, perintahkan saudaraku Ahmad agar shalat mengikutiku, supaya orang-orang tidak menuduhku selalu bersikap jelek terhadapnyaâ. Ibu Al Ghazali lalu memerintahkan puteranya Ahmad agar shalat makmum kepada saudaranya Al Ghazali. Ahmad pun melaksanakan perintah sang ibu, shalat bermakmum kepada Al ditengah-tengah shalat, Ahmad melihat darah membasah perut Imam. Tentu saja Ahmad memisahkan diri. Seusai shalat Imam Al Ghazali bertanya kepada Ahmad, saudaranya itu âMengapa engkau memisahkan diri muffaragah dalam shalat yang saya imami ? â. Saudaranya menjawab âAku memisahkan diri, karena aku melihat perutmu berlumuran darah â. Mendengar jawaban saudaranya itu, Imam Ali Ghazali mengakui, hal itu mungkin karena dia ketika shalat hatinya sedang mengangan-angan masalah fiqih yang berhubungan haid seorang wanita yang mutahayyirah. Al Ghazali lalu bertanya kepada saudara âDari manakah engkau belajar ilmu pengetahuan seperti itu ?â Saudaranya menjawab, âAku belajar Ilmu kepada Syekh Al Utaqy AL-Khurazy yaitu seorang tukang jahit sandal-sandal bekas tukang sol sepatu . â Al Ghazali lalu pergi kepadanya. Setelah berjumpa, Ia berkata kepada Syekh Al khurazy âSaya ingin belajar kepada Tuan â. Syekh itu berkata Mungkin saja engkau tidak kuat menuruti perintah-perintahku â. Al Ghazali menjawab âInsya Allah, saya kuat â. Syekh Al Khurazy berkata âBersihkanlah lantai ini â. Al Ghazali kemudian hendak dengan sapu. Tetapi Syekh itu berkata âSapulah bersihkanlah dengan tanganmuâ. Al Ghazali menyapunya lantai dengan tangannya, kemudian dia melihat kotoran yang banyak dan bermaksud menghindari kotoran itu. Namun Syekh berkata âBersihkan pula kotoran itu dengan tanganmuâ. Al Ghazali lalu bersiap membesihkan dengan menyisingkan pakaiannya. Melihat keadaan yang demikian itu Syekh berkata âNah bersĂŹhkan kotoran itu dengan pakaian seperti ituâ . Al Ghazali menuruti perintah Syekh Al Khurazy dengan ridha dan tulus. Namun ketika Al Ghazali hendak akan mulai melaksanakan perintah Syekh tersebut, Syekh langsung mencegahnya dan memerintahkan agar pulang. Al Ghazali pulang dan setibanya di rumah beliau merasakan mendapat ilmu pengetahuan luar biasa. Dan Allah telah memberikan Ilmu Laduni atau ilmu Kasyaf yang diperoleh dari tasawuf atau kebersihan qalbu kepadanya.
Biografi Imam Al-Ghazali - Al Ghazali adalah seorang ulama besar Islam. Ia dijuluki hujjah alÂIslam. Ia dikenal sebagai ahli filsafat dan tasawuf dan memiliki banyak karya. Pemikirannya memiliki pengaruh yang besar pada perubahan dunia. Mari kita mengenal sedikit biografi singkat tentang Imam al-Ghazali. Sejarah Singkat Al Ghazali Al Ghazali memiliki nama asli Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath-Thusi. Ia lahir di kota Thusi pada tahun 450 H. Ayahnya seorang sufi yang sangat waraâ yang hanya makan dari penghasilan yang dihasilkan oleh jerih payahnya. Di dalam doanya ia senantiasa meminta kepada Allah Swt agar dikaruniai seorang anak yang pandai dan shaleh dan akhirnya Allah Swt mengabulkan doâa nya dan meuncullah al-Ghazali menjadi seorang ahli fikih. Pendidikan awal Al-Ghazali di Thus lalu ia melanjutkan belajar ke Jurjan di bidang hukum kepada Abu Nasr al Ismaili1015-1085 M. Pada usia 20 tahun ia pergi ke Nisabur untuk mendalami ilmu fikih dan tauhid kepada al Juwaini1028-1085 yang kemudian menjadi asistennya. Selain belajar fikih dan tauhid. Ia juga melakukan praktek tasawuf dibimbing oleh Abu Ali al Farmadzi w. 1084 yang menjdi murid al Imam Qusyairi 986-1072 M. Pada tahun 1091 M ia diundang oelh Nidzam al Mulk 1063-1092 M untuk menjadi guru besar di Nidzamiah, Baghdad Dari sinilah kemudian ia mulai dikenal dan memiliki posisi yang tinggi. Keteladanan al-Ghazali Al Ghazali merupakan sosok yang sangat haus dengan ilmu pengetahuan. Berbagai ilmu pengetahuan ia pelajari seperti al-Quran, ushul fikih, ilmu kalam, filsafat, fikih dan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Selain haus terhadap ilmu pengetahuan, ia juga haus untuk mendalami ruhani. Oleh karena itu ia meninggalkan kota Baghdad menuju Damaskus melakukan khalwat dan iâtikaf serta mengurung diri di menara masjid kota ini. Setelah itu ia pergi menuju Bait al-Maqdis untuk meneruskan khalwatnya lalu dilanjutkan dengan menunaikan ibadah haji. Karya-karya al-Ghazali Al-Ghazali banyak meninggalkan karya tulis. Menurut penelitian terdapat sekitar 72 karya tulis dan salah satu karya yang paling monumental adalah âIhya Ulumuddinâ menghidupkan kembali ilmu-ilmu religius yang banyak dijadikan rujukan dalam hal mempelajari ilmu Tasawuf. Karya al Ghazali di bidang filsafat dan logika, adalah Miâyar al-âilmi Standar Pengetahuan, Tahafut al-Falasifah Kerancuan para filosof; dalam bidang akidah Arbaâin fi Ushuluddin Empat Puluh Masalah di Bidang Prinsip-Prinsip Agama, Qowaid al-âAqaâid Prinsip-Prinsip Keimanan, dan Al-Iqtishad fl al-Iâtiqad Muara Kepercayaan; di bidang Ushul Fikih al- Mustashfa fi âilm al Ushul Intisari ilmu tentang Dasar-Dasar Ilmu Fikih; dalam bidang tasawuf Misykat al-Anwar Ceruk Cahaya-Cahaya dan lain-lain. Akhir kehidupan / Wafatnya al-Ghazali Pada masa akhir sisa hidupnya, al-Ghazali mendirikan madrasah di sebelah rumahnya untuk para penuntut ilmu dan tempat khalwat para sufi. Seluruh waktunya ia gunakan untuk membaca dan mengkaji al-Qurâan, mempelajari hadis serta mengajar. Ia wafat pada tahun 505 H/1111 M di Thusi dalam usia lima puluh lima tahun. Baca juga Biografi Singkat Ibnu Sinađ
- Al-Ghazali memberikan pengaruh signifikan kepada para filsuf dari lintas agama pada abad pertengahan. Al-Ghazali lahir pada 450 H atau antara Maret 1058 hingga Februari 1059 M dengan nama asli Abu Hamind ibn Muhammad atau dikenal sebagai Algazel oleh orang Barat, adalah teolog Muslim, ahli hukum, filsuf, dan seorang mistik dari Persia. Ia lahir di kota Tabaran di distrik Tus yang sekarang terletak di Iran modern. Baca juga [Biografi Tokoh Dunia] Abbas Ibnu Firnas, Orang Pertama Pencipta Mesin Penerbangan dari Abad ke-8 Menurut catatan biografi tokoh dunia yang dilansir dari Famous Philosophers, ayah Al-Ghazali meninggal di tengah kemiskinan yang parah. Sang ayah menitipkan Al-Ghazali dan adik laki-lakinya, Ahmad, dalam perawatan seorang sufi. Al-Ghazali mulai menerima pengajaran ilmu hukum Islam dari seorang guru lokal bernama Ahmad al-Radhakani. Haus ilmu, Al-Ghazali kemudian pergi berguru dengan Al-Juwayni di Nishapur tentang ilmu hukum dan teologi. Ia berguru hingga ajal menjemput Al-Juwayni. Setelah itu, Al-Ghazali kemudian bergabung menjadi pemimpin agama di istana Nizam al-Mulk, yang saat itu menjadi wazir atau setara perdana menteri dari sultan Suljuk di Isfahan pada 1085. Atas dedikasi pada ilmu agama dan penerapannya, Al-Ghazali dianugerahi gelar "Kecemerlangan Agama" dan "Mulia di antara Para Pemimpin Agama". Baca juga [Biografi Tokoh Dunia] Ibnu Khaldun, Sejarawan Muslim Peletak Dasar Ilmu Sosial Dunia Pada 1091, Nizam al-Mulk mempromosikan Al-Ghazali menjadi guru besar di madrasah Nizamiyya di Baghdad. Namun, 4 tahun kemudian, pada 1095, Al-Ghazali mengalami krisis spiritual. Guru besar ini lalu meninggalkan kariernya di Baghdad untuk pergi berziarah ke Mekkah. Dia menghabiskan beberapa waktu di Damaskus dan Yerusalem, dalam perjalanannya mengunjungi Mekkah dan Madinah pada 1096, Al-Ghazali kembali ke Tus menghabiskan beberapa tahun berikutnya dalam pengasingan, yang tidak mengikuti ajaran yang disokong oleh negara. Namun, Al-Ghazali tetap menerbitkan karya, menerima tamu, serta mengajar di madrasah swasta dan biara Sufi yang dibangunnya. Wazir Agung Ahmad Sanjar, Fahr al-Mulk, mendesak Ghazali untuk kembali ke Nizamiyya di Nishapur. Awalnya, ia bersikeras menolak, tetapi akhirnya diterimanya pada 1106. Baca juga [Biografi Tokoh Dunia] John Philip Holland, Pencipta Kapal Selam Modern Selama hidup al-Ghazali ia menulis lebih dari 70 buku tentang sains, filsafat Islam, dan tasawuf. Al-Ghazali menerbitkan bukunya The Incoherence of Philosophers, hal ini ditandai sebagai titik balik dalam epistemologi Islam. Pandangan skeptisismenya membuat Al-Ghazali membentuk keyakinan bahwa semua peristiwa dan interaksi bukanlah produk dari konjungsi material, melainkan kehendak Tuhan yang hadir dan langsung. Karya Al-Ghazali lainnya yang paling terkenal adalah Ihya "Ulum al-Din" atau Kebangkitan Ilmu Agama. Karya tersebut mencakup hampir semua bidang ilmu Islam. Ini termasuk yurisprudensi Islam, teologi, dan tasawuf. Buku tersebut mendapat banyak komentar positif. Baca juga [Biografi Tokoh Dunia] Charlemagne, Penguasa Eropa Abad Pertengahan yang Ubah Rakyatnya Jadi Kristen Al-Ghazali kemudian menulis versi ringkas dari "The Revivial of Religious Sciences in Persia" dengan judul "Kimiya-yi sa'adat" yang juga dikenal sebagai "The Alchemy of Happiness". Al-Ghazali memberikan pengaruh signifikan kepada para filsuf dari lintas agama pada abad pertengahan. Salah satu yang paling terpengaruh adalah St Thomas Aquinas. Al-Ghazali juga memainkan peran utama dalam menggabungkan Sufisme dan Syariah. Dia adalah orang pertama yang menggabungkan konsep tasawuf ke dalam hukum Syariah dan yang pertama memberikan deskripsi formal tasawuf dalam karya-karyanya. Al-Ghazali kembali ke Tus pada 1110 dan menolak undangan wazir agung Muhammad I untuk kembali ke Baghdad. Menurut sebagian besar sejarawan dan catatan biografi tokoh dunia, Al-Ghazali meninggal pada 18 Desember 1111. Baca juga [Biografi Tokoh Dunia] Ibnu Sina, Filsuf Muslim Perintis Ilmu Kedokteran Dunia Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
- Imam Al Ghazali mengambil peranan besar dalam perkembangan Islam. Sosok yang mencintai filsafat dan tasawuf ini menularkan pemikiran-pemikirannya ke seluruh sudut dunia Islam. Terlahir pada tahun 1058 atau 450 H di Iran, Imam Al Ghazali memiliki nama lahir Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i. Soal peletakan nama Imam Al Ghazali, hingga kini masih menjadi perdebatan pada ulama nasab. Ada yang mengatakan bahwa penggunaan nama ini berkaitan dengan tempat kelahiran Al Gazhali yaitu di daerah Ghazalah, lagi mengatakan bahwa penyandaran nama ini berkaitan erat dengan keluarganya, khususnya ayah Al Gazhali, yang bekerja menenun atau memintal bulu kambing di daerah Ghazalah. Baca juga Mengenalkan Anak pada Sejarah Islam di Pameran Artefak Nabi Muhammad SAW Mencintai filsafat sedari kecil Melansir dari laman Al Ghazali tumbuh dan besar di lingkungan keluarga miskin. Ayahnya hanyalah seorang pengrajin kain shuf, yaitu kain yang terbuat dari bulu kambing. Al Ghazali sering bercerita tentang kebaikan ayahandanya. Bahwa ayahnya adalah orang miskin yang shalih, yang tidak memakan apapun selain hasil dari pekerjaannya sendiri. Kompasiana Ilustrasi Imam Al Ghazali Dalam kehidupan yang serba terbatas, Al Ghazali mendapatkan pendidikan gratis dari beberapa orang guru. Dari sekolah gratis tersebut, Al Gazhali bisa fasih berbahasa Arab dan juga Parsi. Dari modal kemampuan membaca inilah, Al Ghazali melahap berbagai ilmu yang menarik minat dan perhatiannya. Dari ilmu ushuluddin, ilmu mantiq, ilmu filsafat, ilmu fiqih, juga mempelajari empat mazhab hingga ia menguasai keseluruhannya. Al Ghazali sempat menepi ke Jurjan untuk menimba ilmu kepada Imam Abu Nashr Al Isma'ili dan menulis buku At Ta'liqat. Ia juga berguru ilmu fiqih kepada Ahmad ar-Razkani, dan berguru pada Imam Haramain di Naisabur tentang fiqih mazhab Syafi'i dan fiqih khilaf. Baca juga Sejarah Masjid Jami Kebon Jeruk, Saksi Bisu Penyebaran Islam dari Tiongkok Mahaguru di Madrasah An Nidzamiyah Setelah Imam Haramain wafat, Al Ghazali berpindah ke perkemahan Wazir Nidzamul Malik. Di sana Al Ghazali sering berdebat dengan banyak ahli ilmu agama dan para ulama, dan selalu bisa memenangkan debat tanpa ada yang menyanggahnya kecerdasannya inilah, Nidzamul Malik langsung mengangkat Al Gazhali menjadi pengajar salah satu madrasahnya yang ada di Baghdad. Tepat di tahun 484 H itu, Al Gazhali resmi hijrah ke Baghdad untuk menjadi pengajar Madrasah An Nidzamiyah. Madrasah ini adalah universitas yang didirikan oleh perdana menteri Baghdad pada tahun 484 H. Selain sebagai pengajar yang setara maha guru, Al Ghazali juga dilantik sebagai Naib Kanselor di sekolah tersebut. Di tahun 489 H, Al Ghazali sempat masuk kota Damaskus beberapa hari dan bahkan diceritakan pernah memasuki Baitul Maqdis dan tinggal beberapa lama di sana. Di masa itulah, Al Ghazali menepi dan menyelesaikan penulisan kitab Ihya Ulumuddin. Selain buku yang paling ternama itu, Al Ghazali juga menyelesaikan penulisan Al Arba'in, Al Qisthas, dan kitab Mahakkun Nadzar. Baca juga 5 Fakta Menarik Tentang Masjid Al-Aqsa Sisa hidup di tanah kelahiran Al Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan sehingga rela meninggalkan kehidupan duniawi untuk mengembara mencari ilmu-ilmu baru ke Mekkah, Madinah, Mesir juga Yerusalem selama 10 tahun lamanya. Di akhir hidupnya, Al Ghazali pulang ke tanah kelahirannya dan mendirikan satu madrasah di samping rumahnya. Ia bahkan juga mendirikan asrama yang diperuntukkan untuk orang-orang Shufi. Al Ghazali menikmati hari tuanya dengan membaca Al Qur'an, berkumpul dengan ahli ibadah juga mengajar para penuntut ilmu. Abul Faraj Ibnul Jauzi menceritakan detil dari hari terakhir Al Gazhali dalam kitab Ats Tsabat Indal Mamat. Di kitab itu, Abul Faraj menukil kalimat terakhir saudara Al Ghazali, Ahmad Pada subuh hari Senin saudaraku Abu Hamid berwudhu dan salat kemudian berkata,"Bawa kemari kain kafan saya." Kemudian Al Ghazali mengambil dan mencium kain kafan itu sembari berkata,"Saya patuh dan taat untuk menemui malaikat maut." Al Ghazali lantas meluruskan kakinya dan menghadap kiblat. Dikatakan di kitab tersebut, sebelum langit menguning di tahun 1111 itu, Al Ghazali pergi menghadapi Sang Khalik. Baca juga Faktor Kemunduran Peradaban Islam Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
siapakah guru pertama al ghazali di bidang tauhid